By Undangan Digital September 03, 2024 33

Prioritas Suami Setelah Menikah Menurut Islam Dalam Kehidupan Rumah Tangga

Prioritas Suami Setelah Menikah Menurut Islam untuk Kehidupan Rumah Tangga yang Harmonis sangatlah penting untuk anda ketahui. Karena pernikahan dalam Islam adalah ikatan yang sakral antara seorang pria dan wanita, di mana keduanya mengemban tanggung jawab untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan penuh berkah. Setelah menikah, suami memiliki peran dan tanggung jawab khusus yang harus dijalankan sesuai dengan tuntunan syariat Islam.


Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang prioritas-prioritas yang harus dijalankan oleh suami setelah menikah, berdasarkan ajaran Islam. Panduan ini tidak hanya penting untuk kehidupan duniawi, tetapi juga berdampak pada kebahagiaan dan keselamatan di akhirat.


Makna Pernikahan dalam Islam


Pernikahan dalam Islam bukan sekadar ikatan hukum antara dua individu, tetapi juga merupakan perjanjian yang diakui oleh Allah SWT. Pernikahan bertujuan untuk mencapai kehidupan yang tenteram dan harmonis, di mana suami dan istri saling melengkapi, mendukung, dan mencintai satu sama lain. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an menyatakan:


"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS. Ar-Rum: 21)


Ayat ini menegaskan bahwa tujuan pernikahan adalah untuk mencapai sakinah, mawaddah, dan rahmah (ketenangan, cinta, dan kasih sayang). Untuk mencapai tujuan tersebut, suami memiliki sejumlah prioritas dan tanggung jawab yang harus diutamakan.


Prioritas Utama Suami Setelah Menikah


1. Menjadi Pemimpin Keluarga yang Adil dan Bijaksana  

   Dalam Islam, suami diberi tanggung jawab sebagai pemimpin keluarga. Allah SWT berfirman:


   "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (QS. An-Nisa: 34)


   Sebagai pemimpin, suami harus adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kehidupan keluarga. Keputusan yang diambil harus berdasarkan musyawarah dengan istri dan mempertimbangkan kepentingan bersama. Pemimpin yang baik adalah yang mampu mendengar, memberikan arahan, dan melindungi keluarganya dari hal-hal yang tidak diinginkan.


2. Memberikan Nafkah kepada Istri dan Anak

   Salah satu prioritas utama suami setelah menikah adalah memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya. Nafkah tidak hanya berupa materi seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal, tetapi juga mencakup kebutuhan spiritual dan emosional. Suami bertanggung jawab untuk memastikan bahwa keluarganya hidup dalam keadaan yang layak dan tidak kekurangan.


   Rasulullah SAW bersabda:


   "Kewajiban suami terhadap istrinya adalah memberi makan ketika ia makan, memberi pakaian ketika ia berpakaian, dan tidak memukul wajah serta tidak menjelek-jelekkannya." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)


   Nafkah yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan suami, dan istri dianjurkan untuk bersyukur atas apa yang diberikan suaminya. Sementara itu, suami harus berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan keluarganya tanpa bersikap boros atau berlebihan.


3. Mendidik Istri dan Anak dengan Ilmu Agama  

   Pendidikan agama adalah prioritas penting yang harus diberikan oleh suami kepada istri dan anak-anaknya. Suami bertanggung jawab untuk memastikan bahwa keluarganya memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk mengajarkan shalat, membaca Al-Qur’an, dan menjalankan ibadah-ibadah lainnya.


   Allah SWT berfirman:


   "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6)


   Untuk mendidik keluarga dalam hal agama, suami harus terlebih dahulu memperdalam ilmunya sendiri dan menjadi teladan yang baik bagi keluarganya. Mengajak keluarga untuk menghadiri majelis ilmu, berdiskusi tentang ajaran Islam, dan memberikan contoh dalam beribadah adalah beberapa cara yang dapat dilakukan.


4. Menjaga Hubungan yang Harmonis dengan Istri

   Suami dan istri harus saling menjaga hubungan yang harmonis, penuh cinta, dan pengertian. Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana suami harus bersikap lembut dan penuh kasih sayang kepada istrinya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:


   "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku." (HR. Tirmidzi)


   Menjaga keharmonisan hubungan suami istri melibatkan komunikasi yang baik, saling menghormati, dan saling membantu dalam menghadapi masalah. Suami juga harus menghindari sikap kasar atau otoriter, serta berusaha memahami perasaan dan kebutuhan istri.


5. Menghormati dan Menghargai Orang Tua Istri

   Setelah menikah, suami juga memiliki tanggung jawab untuk menghormati dan menghargai orang tua istrinya. Menjalin hubungan yang baik dengan mertua adalah bagian dari adab dalam pernikahan. Suami harus bersikap sopan, menghormati pendapat mereka, dan membantu mereka jika diperlukan. Hubungan yang baik dengan mertua akan berdampak positif pada hubungan suami istri dan kehidupan keluarga secara keseluruhan.


6. Menjaga Kehormatan dan Kepercayaan Istri 

   Suami harus menjaga kehormatan dan kepercayaan yang diberikan oleh istrinya. Ini berarti suami harus setia dan jujur dalam perkataan dan perbuatan, serta menghindari segala bentuk pengkhianatan. Rasulullah SAW bersabda:


   "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari dan Muslim)


   Kepercayaan adalah fondasi dari hubungan suami istri. Suami harus menjaga rahasia istrinya, tidak membuka aibnya kepada orang lain, dan selalu melindungi kehormatan istri di hadapan orang lain.


7. Menyediakan Waktu untuk Keluarga  

   Meskipun suami memiliki tanggung jawab untuk mencari nafkah, ia juga harus menyediakan waktu untuk keluarganya. Waktu yang dihabiskan bersama keluarga adalah momen penting untuk membangun ikatan yang kuat dan memahami satu sama lain. Suami harus berusaha untuk tidak terlalu sibuk dengan pekerjaan atau urusan lainnya sehingga mengabaikan keluarganya.


   Rasulullah SAW memberikan contoh tentang pentingnya waktu bersama keluarga. Beliau selalu meluangkan waktu untuk bersama istri-istrinya, bercengkerama, dan berbicara dari hati ke hati. Ini menunjukkan betapa pentingnya membangun hubungan emosional yang baik dalam rumah tangga.


8. Bersikap Sabar dan Pemaaf  

   Tidak ada rumah tangga yang sempurna, dan setiap pasangan pasti menghadapi tantangan dan masalah. Sebagai pemimpin keluarga, suami harus bersikap sabar dan pemaaf dalam menghadapi kesalahan atau kekurangan istri. Rasulullah SAW bersabda:


   "Orang kuat bukanlah yang dapat mengalahkan orang lain dalam perkelahian, tetapi orang kuat adalah yang dapat menahan dirinya ketika marah." (HR. Bukhari dan Muslim)


   Sikap sabar dan pemaaf akan membantu menyelesaikan konflik dalam rumah tangga dengan cara yang baik dan menjaga keutuhan pernikahan. Suami harus selalu mengingatkan dirinya bahwa pernikahan adalah tentang saling melengkapi dan menguatkan, bukan mencari kesalahan satu sama lain.


Baca juga: Checklist Persiapan Pernikahan Dari Awal Hingga Akhir.


Dan jika anda membutuhkan website undangan pernikahan online maka anda dapat menggunakan platform pembuatan undangan digital web pernikahan online dari undigindo. Karena dengan menggunakan web undangan pernikahan online maka anda dapat membuat undangan pernikahan digital website dalam waktu yang sangat singkat. Sehingga anda dapat menghemat waktu dan biaya untuk pembuatan undangan pernikahan online. Buatlah undangan digital website pernikahan online dengan menggunakan undangan digital dari undigindo.


Tantangan yang Dihadapi Suami dalam Menjalankan Prioritas


Menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai suami tidak selalu mudah. Ada berbagai tantangan yang mungkin dihadapi, seperti:


1. Tekanan Ekonomi

   Tanggung jawab untuk memberikan nafkah sering kali menjadi tekanan tersendiri bagi suami, terutama jika kondisi ekonomi tidak stabil. Namun, Islam mengajarkan pentingnya tawakal dan ikhtiar. Suami harus berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi kewajiban finansialnya, tetapi juga harus berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT.


2. Perbedaan Pendapat dengan Istri 

   Perbedaan pendapat dalam rumah tangga adalah hal yang wajar, namun jika tidak ditangani dengan baik, bisa menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Suami harus belajar untuk mendengarkan pendapat istri dengan hati yang terbuka, bersikap bijaksana, dan mencari solusi bersama.


3. Keseimbangan antara Pekerjaan dan Keluarga  

   Mencari keseimbangan antara pekerjaan dan waktu untuk keluarga bisa menjadi tantangan. Suami harus pintar dalam mengatur waktu dan prioritas, serta memastikan bahwa pekerjaan tidak mengganggu kewajibannya sebagai suami dan ayah.


4. Gangguan dari Pihak Luar  

   Gangguan dari pihak luar seperti teman, keluarga besar, atau bahkan godaan dari orang lain bisa menjadi ancaman bagi keharmonisan rumah tangga. Suami harus tegas dalam menjaga batasan dan tidak membiarkan pihak luar mempengaruhi hubungan suami istri.


Cara Mengatasi Tantangan dalam Menjalankan Prioritas


Untuk mengatasi tantangan dalam menjalankan prioritas sebagai suami, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:


1. Komunikasi yang Efektif  

   Komunikasi adalah kunci dalam menyelesaikan masalah rumah tangga. Suami harus belajar untuk berkomunikasi dengan jelas, jujur, dan penuh empati dengan istri. Diskusi terbuka tentang masalah yang dihadapi akan membantu menemukan solusi yang tepat.


2. Doa dan Ibadah Bersama  

   Menghadapi tantangan dalam rumah tangga membutuhkan dukungan dari Allah SWT. Suami dan istri harus rutin melakukan ibadah bersama, seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan berdoa bersama untuk memohon bimbingan dan keberkahan dari Allah.


3. Pendidikan dan Peningkatan Diri  

   Suami harus terus belajar dan meningkatkan diri, baik dalam hal ilmu agama maupun keterampilan rumah tangga. Mengikuti kajian, membaca buku tentang pernikahan dalam Islam, atau berkonsultasi dengan ustadz dapat membantu suami menjalankan perannya dengan lebih baik.


4. Kesabaran dan Keikhlasan  

   Dalam menghadapi segala tantangan, kesabaran dan keikhlasan adalah kunci utama. Suami harus bersabar dalam menjalankan tanggung jawabnya, serta ikhlas dalam beribadah dan menjalankan tugas sebagai kepala keluarga.


5. Mencari Bantuan Ketika Diperlukan  

   Jika menghadapi masalah yang sulit diatasi, suami tidak perlu ragu untuk mencari bantuan dari pihak yang lebih berpengalaman, seperti ustadz, konselor pernikahan, atau keluarga yang lebih tua. Mendapatkan perspektif dari orang lain bisa membantu menemukan solusi yang lebih baik.


Menjadi suami dalam Islam adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran akan tuntunan syariat. Prioritas suami setelah menikah mencakup menjadi pemimpin yang adil, memberikan nafkah yang layak, mendidik keluarga dengan ilmu agama, menjaga keharmonisan rumah tangga, serta bersikap sabar dan pemaaf.


Dengan memahami dan menjalankan prioritas-prioritas ini, suami dapat membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, serta meraih keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Semoga panduan ini dapat membantu para suami untuk menjadi pemimpin keluarga yang baik sesuai dengan ajaran Islam, dan membawa kebahagiaan bagi istri dan anak-anaknya.